Perbekel Jagapati Melaksanakan rembug Desa di Banjar Jabejero terkait pengabenan Terjangkau

04 Januari 2024
Administrator
Dibaca 66 Kali
Perbekel Jagapati Melaksanakan rembug Desa di Banjar Jabejero terkait pengabenan Terjangkau

Masyarakat Bali yang beragama Hindu terkenal dengan budaya religiusnya yang unik dan kompleks. Masyarakat Bali hampir setiap hari diikat oleh kewajiban melaksanakan upacara (yadnya), dari yang sederhana sampai yang rumit, sehingga sering disebut sebagai masyarakat yang sangat seremonial. Intensitas pelaksanaan upacara keagamaan sangat tinggi, mulai dari persembahan seharihari, persembahan berkala setiap periode tertentu, upacara perayaan tahapan siklus hidup (rite de passage), sampai kepada upacara-upacara besar yang dilaksanakan dalam kurun seratus tahun sekali. Di antara upacara adat-keagamaan yang besar adalah upacara ngaben (atau palebon), yang bisa dikatakan sebagai salah satu upacara yang paling rumit, kompleks, dan tergolong mahal.
Akibat biaya yang sangat mahal, banyak umat Hindu di Bali yang sampai bertahun-tahun tidak bisa melaksanakan upacara ngaben untuk orang tuanya, padahal ngaben merupakan salah satu kewajiban sentana(ahli waris). Atau, kalau mereka terpaksa membiayai upacara ngaben, maka tidak jarang harus menjual asetnya yang produktif sehingga berdampak negatif bagi kesejahteraan ekonomi keluarga tersebut.

Karena itu, Perbekel Jagapati melaksanakan rembug Desa di Banjar Jabejero terkait ngaben terjangkau untuk meringankan beban masyarakat dalam upacara tersebut. Turut hadir dalam rapat tersebut Perbekel Jagapati, BPD banjar Jabejero dan Komunitas Jabejero Bangkit.
 
Perbekel Jagapati mengharapkan nanti agar masyarakat dalam melaksanakan upacara tersebut didasari rasa tulus ikhlas. Walaupun dengan biaya yang terjangkau, tapi harus tetap menggunakan sarana yang lengkap dan berdasarkan sastra-sastra agama, sehingga tidak mengurangi nilai dan maknanya.